Saturday, February 6, 2021

SKRIPSI BRENDA

 

CROWN GAMES
CROWN GAMES

JACKPOT GAMES - Brenda sekarang sedang menuju ke Kantin Korea FISIP UI untuk bimbingan skripsinya bersama dosen PS (Pembimbing skripsi) bernama Eko Widjajanto. Saat ini ia memang tercatat sebagai mahasiswi-harus-lulus di prodi filsafat FIB UI dan sedang membuat skripsinya tentang filsafat yang berhubungan dengan mode or something like that lah. Ia sudah 2 tahun mengerjakan skripsi ini namun tidak juga selesai karena seringnya ia bolos kuliah untuk foto model. Jangankan mikirin skripsi, untuk mata kuliah agama saja ia baru mengambil di tingkat 5!

Akhirnya sampailah ia di Kantin Korea dan segera masuk untuk menemui PSnya. Saat ini ia sudah di tahap kritis karena batas akhir penyerahan skripsi tinggal seminggu lagi dan masih ada 1,5 bab lagi yang belum beres. Sekarang ini dia akan menyerahkan setengah bab yang belum selesai itu. Kalo dipikir-pikir, memang hampir mustahil untuk menyelesaikan 1 bab sisa hanya dalam seminggu, tapi maju terus pantang mundur! Apa mau dikata, ternyata setengah bab yang dia kerjakan itu masih belum cukup baik. Coretan bertebaran menandakan masih banyak pernyataan dan data yang tidak akurat yang dia ajukan. Ia pun harus mengulang lagi semua yang ia kerjakan.

Sampai akhirnya H-3 penyerahan skripsi, ia kembali bertemu dengan Eko lagi.

"Wah bren, ini masih banyak banget yang belum beres! Data yang kamu ajukan bener-bener gak beres ditambah lagi pernyataan yang kurang kuat." Demikian kata Eko.

"Yah, gimana dong pak ? saya nyerah deh kalo begini! Apa gak bisa dibantu? "

Hmm, sebenarnya saya sudah ambil ancang-ancang sih untuk ini. Saya sudah siapin draft untuk kamu, tapi gak bisa diserahin begitu saja, lagipula belum selesai semua. Kira-kira 2 hari lagi baru selesai.

"Hah! Yang bener pak! Saya mau dong pak ,apapun akan saya lakukan untuk ngedapetinnya pak!

"Kalau begitu besok kamu datang, sendirian, ke rumah saya sore jam 5. Saya usahakan sudah selesai. Ingat harus sendiri karena gak enak dengan kalangan akademis untuk melakukan ini. Untuk imbalannya biar besok diurus.

Begitulah brenda keesokan harinya datang ke rumah Eko. Hari itu dia mengenakan kaos kemeja putih ketat yang menonjolkan keindahan tubuhnya yang sempurna dan jeans press yang tidak kalah seksi. Rambutnya yang panjang indah tergerai lurus. Pendeknya, hari itu dia benar-benar kelihatan cantik sekali! Begitu bel berbunyi langsung suara dari intercom meminta brenda untuk masuk ke ruang tidur Eko, karena computer Eko memang terletak di sana. 

Sesampainya di sana, Eko menunggu dengan kaos santai dan celana ¾ sambil menonton TV. Begitu dilihat oleh brenda , ternyata memang draft skripsi yang sangat tepat dengan tema brenda sudah selesai dengan sangat rapi dan ilmiah.

Ini adalah skripsi yang akan dijamin dapat A Di. Pokoknya saya jamin ini akan dinilai A oleh semua penguji.

"Wah, terima kasih lo pak! Memang bagus sekali. Terus gimana saya membalasnya nih?"

"Coba kamu lihat di TV" rummy 

Brenda langsung terbelalak. TV yang tadi menayangkan berita tiba-tiba saja berubah tampilan menjadi BF. Seorang perempuan, yang mirip dengan senior brenda, sedang men-deep troath laki-laki yang ternyata adalah Eko!

"Nah, saya mau kamu juga begitu."

"Bangsat! Gak mau!"

"ya terserah, skripsi kamu gak akan selesai dalam waktu satu hari. Ditambah lagi kamu harus menyelesaikan sendiri. Saya sudah malas bimbing kamu"

Mendengar ini brenda langsung lemas dan ragu. Ini adalah tahun keenam di UI dan ia harus selesai tahun ini juga. Apakah ia harus merelakan 6 tahun hilang begitu saja? Akhirnya di tengah kebimbangannya ia maju dan menampar Eko! Belum lepas kaget Eko, tiba-tiba brenda membungkuk dan menurunkan celana Eko. Penis yang dari tadi sudah siap sedia langsung menyambut brenda, yang langsung dimasukkannya ke mulutnya. Rupanya tamparan tadi adalah pelampiasan harga diri brenda yang tersisa.

Eko yang kaget tidak siap dan langsung melenguh keenakan. Memang sudah menjadi rahasia umum di fakultasnya kalau Eko adalah salah satu dosen yang paling mata keranjang. Sudah banyak kesaksian dari mahasiswa di kelasnya kalau kecantikan seorang mahasiswi akan terlihat jelas dari nilai yang diberikan oleh Eko. Dan memang ini sudah menjadi rencana Eko sejak dia tahu kalau dia menjadi PS dari brenda yang terkenal dan cantik, seperti halnya mahasiswi-mahasiswi cantik yang dibimbingnya selama ini!

Setelah hilang kagetnya dia langsung mengangkat brenda dan memagut bibirnya dengan liar. Tangan kanannya meremas toket nya yang bulat sempurna dan tangan kanannya meremas pantat kenyal brenda sambil mendorong nya ke arah ranjang.

Begitu mereka terjatuh di ranjang Eko memerintahkan brenda untuk membuka baju Eko dan menyuruh brenda untuk menyupang seluruh tubuh Eko. Akhirnya setelah bugil dia langsung mendorong brenda dan menyuruhnya striptease. Dengan wajah merengut brenda mulai menggoyang tubuhnya sambil melepas pakaiannya satu-persatu. Dimulai dari kaosnya, lalu jeansnya dan saat akan melepas branya, ia ditarik Eko yang langsung breast fucking di dada nya, sambil meminta brenda untuk menghisap kontolnya setiap sampai ke dekat mulutnya.

Setelah sepuluh menit Eko menuju bawah dan langsung merenggut g-string brenda lepas. Dengan liar dia masukkan penis 18 cm-nya ke vagina brenda yang masih sempit. Walaupun sudah bukan perawan lagi, tapi sebagai model hanya sedikit penis yang pernah menembus vaginanya, dan baru kali ini yang sebesar itu masuk!

20 menit lamanya mereka berpacu dalam gaya demikian berlomba-lomba mencapai puncak. Mulut Eko tak henti-henti mencupangi payudara brenda yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leher brenda . Brenda akhirnya tidak tahan lagi dengan memuncaknya rasa nikmat di selangkanganmya, gerak naik turunnya semakin cepat sampai vaginanya kembali mengeluarkan cukup banyak cairan orgasme yang membasahi penisnya dan daerah selangkangan mereka. Selama 20 menit itu brenda tidak ada hentinya berteriak-teriak kenikmatan. Tangan brenda memeluk Dosennya itu, bibirnya menciumi dada Eko.

"Saya udah mau nyampe nih sayang, mau dikeluarin di dalam boleh? "tanya Eko.

"Boleh..boleh..silahkan Pak" jawab brenda manja.

"Kamu lagi subur gak?" Eko penasaran. Brenda hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Nggak takut hamil?" Tanya Eko itu lagi.

"Saya mau dihamili Bapak, saya mau punya anak dari pria jantan seperti Bapak. Please keluarin di dalam" sahut brenda manja.

"Kalo gitu ini punya siapa?"Kata Eko sambil meraba perut brenda yang rata.

"Punya bapaak.....!!" Jawab nya.

"Buat apa ?" Tanya Eko sambil tersenyum.

"Buat bapak... aah.. isi... Anaak.... aah... Anak... Kitaaa " jawab brenda keenakan.

"AAhhh" tanpa menunggu lagi Eko orgasme dan mengeluarkan spermanya didalam vagina brenda sebanyak-banyaknya. Mereka kemudian berciuman dengan ganas sambil berpelukan. Eko benar-benar berharap model secantik brenda hamil oleh benihnya.

Dibalikannya tubuh brenda dan diperintahkannya untuk menjilat penisnya. Ingat jangan macam-macam lo! Gue punya rekaman video ini, seperti semua senior lo. Macam-macam dan gue bisa bikin lo makin terkenal dari sekarang. Sekarang lo ambil softcopy skripsi itu, dan siap kalau kapan-kapan gue panggil lagi. Katanya sambil menunjukkan video rekaman ml-nya dengan brenda dan mengecup bibir nya.

"baik pak." Sahut brenda pelan sambil tertatih-tatih bangun.

Singkat cerita brenda berhasil lulus skripsinya dengan nilai A, seperti janji Eko. Untuk setiap bimbingan menjelang sidangnya, brenda harus juga memberikan servis ekstra untuk Eko. Akhirnya kemarin brenda lulus menjadi wisudawati FIB UI. Dan Eko tidak tahu brenda sudah mempersiapkan balasan setimpal untuknya. Di rahim brenda keturunan Eko sedang tumbuh. JACKPOT GAME



Wednesday, February 3, 2021

PROGRAMER CANTIK YANG VIRGIN

 

CROWN GAMES
CROWN GAMES

840a - Perkenalkan namaku Dave... aku pemuda keturunan berasal dari Indonesia Timur...

Waktu itu aku semester 3 di tahun 2017 aku berkenalan dengan cewek yang bernama Yusii usiaku saat itu 21 tahun sedangkan dia 23 tahun, saat itu Yussi bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai progamer, awal pertemuan kita berasal dari chatroom lama kelamaan kita saling akrab dan walaupun belum pernah ketemuan.

Setelah persahabatan kami berjalan 1 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel.

Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan. Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu. Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam.

Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian.

Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.

Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya.

Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya.

Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu. Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya. rummy

Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.

Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya.

Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan.

Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak.

Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu.

Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

“Ah..” dia mendesah. Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras.

Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

“Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave” Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya.

Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak.

Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

“Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?” “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

“Ah.. Dave,” pekiknya.

“Yos.. Toket loe indah banget. Gue suka banget sama toket loe,” kataku dengan penuh nafsu.

“Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya. Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu.

Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru, “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..” Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

“Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam. Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat.

Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.

Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

“Ayo.. Dave.. Masukin. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

“Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan. Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

“Oh.. Terusss..” katanya yang disertai dengan desahan halus. Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

“Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..” “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku. junggle rummy

“Di.. Da..” Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya, Crot.. Crot.. Crot.. Crot..! Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.

“Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.

“Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.

“Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku. Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku.

Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

“Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut. “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali. Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi.

Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria.. Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu. CROWNVN



Tuesday, February 2, 2021

MY BELOVED JEN

 

CROWN GAMES
CROWN

840a - Perkenalkan, namaku adalah Johan. Aku adalah laki-laki usia 32 tahun yang taat dan setia.

Aku sudah menikah dan mempunyai anak berumur 6,5 tahun yang tampan.

Dan aku sangat bangga dengan kedua orang yang paling aku kasihi itu.

Jen adalah istri dari adik sepupu istriku.. Cahyo.

Yang setelah bergelut dengan hutang-hutang yang menggunung.. akhirnya pasrah harus mendekam di penjara ketika dia menikam salahsatu penagih utangnya hingga tewas di ruang tamu rumahnya.

Itu cerita 1 setengah tahun yang lalu.

Sebelum ini.. aku selalu menganggap Jen hanyalah seorang adik sepupu ipar yang biasa saja.

Tak pernah terbersit sedikitpun pikiran-pikiran yang lain.

Aku adalah laki-laki 32 tahun yang taat dan setia. Aku sudah pernah bilang begitu bukan..?

Ketika suaminya menghabiskan 10 tahun hidupnya di balik terali besi.. Jen kembali ke rumah orangtuanya.

Sekitar 4 jam perjalanan naik kereta dari kota tempatku berada.

Dan hubungan kami nggak lebih dari sekedar SMS mengucapkan selamat lebaran.. tahun baru..

atau bertanya tentang anaknya.. atau dia yang bertanya tentang anakku. Keponakan kami. Itu saja.

Hingga 2 minggu yang lalu.. dia muncul di depan pintu rumahku. Masih sosok Jen yang lama.

Yang putih.. sedikit chubby dan penuh senyum.. seperti yang dulu aku lihat di pesta perkawinanku 8 tahun yang lalu.

Bedanya.. ada lingkaran hitam di sekitar matanya.. walaupun bedak tebalnya sedikit menutupi..

tapi masih juga terlihat kalau dia menghabiskan lebih banyak air mata dalam 1 setengah tahun terakhir ini.

Istriku berseru gembira melihatnya.

Mereka langsung tenggelam dalam obrolan khas wanita yang sudah lama tidak bertemu sementara Ryo.. anakku.. menuntun sepupu barunya Ken.. untuk mengagumi koleksi Bakugannya.

Terlalu sering 'kecelakaan' mengubah caraku memandang ibu muda ini.

Dua hari sudah Jen tinggal di rumahku.

Anaknya sudah menghilang di ujung gang dengan anakku untuk ngaji.

Sementara istriku sedang hot-hotnya ngerumpi di arisan ibu-ibu PKK di tempat Pak RT.

Dan aku.. disisakan dengan Jen yang sedang bersantai dengan celana pendek dan kaos oblongnya di karpet depan tv..

sibuk mondar-mandir mencari 'kecelakaan-kecelakaan' yang lain.

Ya.. kecelakaan.

Maksudku.. saat Jen tertidur dengan selimut terbuka.. atau saat dia berlari dari kamar mandi ke kamarnya dengan hanya terbungkus handuk..

Atau.. saat dia memakai celana senam yang ketat.. ketika kaos oblongnya tak sampai menutup sempurna daging yang menggembung di bawah perutnya.

Itu cuma sebuah 'kecelakaan' kan..?

Seperti sore ini.

Dengan setengah terlentang Jen menaikkan pahanya.. sehingga celana pendeknya.. sesuai hukum gravitasi.. bergulung alami menuju ke pangkal pahanya..

sementara aku sibuk mengagumi pahanya yang putih cemerlang dan celana dalam kremnya yang setipis kulit ari.

"Lagi nyari apa mas..?" Tanya Jen.. setengah melirik dari acara TV favoritnya.

Aku yang sudah keduabelas kalinya lewat di depannya.. berhenti dan menoleh.

Nyari celah vaginamu Jen.

"Nyari gunting kuku."

Kataku.. setengah berpikir.. berharap Jen tidak tahu bahwa aku mengantongi benda kecil sialan itu.

Jen tak mengubah sikap kakinya.. membuatku takjub..

Karena.. dari tempat aku berdiri.. aku hampir yakin kalau aku bisa melihat jauh ke dalam lubang celananya.

"Gak liat tuh. Dah sini duduk samping Jen.. daritadi mondar-mandir aja bikin capek mata Jen.." Guraunya.

Aku nyengir sambil menjatuhkan badanku di sampingnya.

Parfumnya langsung mendebarkan jantungku begitu aku menarik nafas.

"Oke deh.."

Aku menyandar pada kaki sofa.. sementara Jen menggeser tubuhnya agar tidak menyenggolku.

Tegangan sudah 220 V di celanaku. Awas kesetrum Jen..

Aku menatapnya.

"Heran aku Jen.. kamu pake KB apa sih..? Kok dah punya anak masih gak berubah aja seperti dulu.."

Kataku.. setengah memuji dan setengah memancing. Menatapnya dari ujung kaki dan nyantel di sekitar celananya.

Jen menoleh ke arahku.

"Aku udah gak KB mas. Paling nanti kalo mas Cahyo dah keluar baru aku KB lagi.." Katanya.. perlahan.

Aku menghela napas lagi. Betul juga.. ngapain KB kalo gak ada suami..?

Akhirnya aku bertanya.. hati-hati.

"Kamu gak kesepian ditinggal Jen..?"

Jen.. tanpa mengalihkan tatapannya dari tv menjawab..

"Bangetlah mas. Tapi mesti gimana lagi..?" Desahnya.

Aku bisa melihat aura feromon seperti berpendar dari tubuhnya.. merasukiku.

"Cahyo jago yah di tempat tidur..?" Aku nyeletuk sekenanya.

Kali ini Jen menoleh ke arahku. Seperti tak percaya.. pertanyaan itu bisa keluar dari mulutku.

Seperti yang aku bilang di awal cerita.. aku adalah lelaki 32 tahun yang taat dan setia.

Semua orang tahu itu.. termasuk Jen.

"Apa hubungannya mas..?" Tanya jen.. mengerutkan alisnya yang lentik.

"Ya.. pengen tau aja.." Jawabku. "Buat referensi aja Jen.. hehehe.."

Jen tersenyum.

"Aku tau kok apa yang ada dalam pikiran mas Johan.." Katanya.

Dia meluruskan kakinya.. menata ujung-ujung jarinya sambil berkata setengah menerawang.

"Aku seorang istri yang sudah 1,5 tahun tidak mendapat nafkah dari suamiku.

Dan Mas Johan berharap untuk mendapat sedikit kesempatan dari itu. Iya kan mas..?"

Dia bertanya sambil menoleh ke arahku.

Seratus.. untuk Jen..! rummy

Sumpah.. dia seksi sekali.

Bibirnya yang tipis merekah pink.. sementara kedua pipinya sedikit merona dan matanya dalam balutan contact lens biru.. mengarah sekitar 10 senti di depan mukaku.

Seolah menghiba perhatianku.

Ah.. kepalang tanggung.. toh istriku masih asyik dengan gosip-gosip terbarunya.. pikirku.

Melirik sebentar ke Celana Boxerku yang menyempit.. aku mengangguk.

"Kalo iya gimana Jen..?" Tantangku.

Jen.. membasahi bibirnya sedikit.. lalu tersenyum manis.

"Nina pulang jam berapa..?" Bisiknya serak.

Itu sudah cukup buatku sebagai sebuah persetujuan.

Aku menerkamnya seperti singa.. dan langsung memagut bibirnya yang menggairahkan itu dengan buas.

Jen mendesah.. menjejalkan aroma mulutnya ke kerongkonganku.. dan seperti ganja.. segera membius kesadaranku.

Kami bergulat.. sampai aku sendiri nggak tahu kapan aku sudah melepaskan bajuku dan dia melepaskan bajunya.

Aku memuja tubuh yang tadinya cuma bisa aku puja dengan mata.. dengan bibirku.

Setiap inci.. tak terlewatkan. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Sementara Jen cuma bisa terengah-engah.. mendesah.. mengerang dan merintih.

Oh Tuhan.. bagaimana mungkin payudara bisa sekenyal dan selembut ini..

Bibirku serasa terbakar mengelomotinya..

Aku mencopot dengan tergesa seluruh kain yang menempel di tubuhnya dan menatapnya takjub.

Tubuhnya yang putih cemerlang itu kini telanjang di hadapanku.. Pikirku.

Aku memuaskan mataku akan ketelanjangan yang terkangkang di depanku.. saat aku berdiri untuk menanggalkan kain terakhir dari bawah pinggulku.

This is it. The point of no return..

Aku menatap Jen. Tubuh yang sempurna..

Payudara yang padat dan kencang.. pinggang yang ramping.. dan..

Benarkah itu vagina..? bisikku.

Tak ada vagina yang seindah ini.. pujiku.

Begitu gemuk.. begitu bersih.. dan begitu basah..

Aku bisa melihat lipatannya yang tanpa kerut.. dan celah kecil yang nyaris tak terlihat..

Yang seolah menampar ingatanku untuk berseru nyaring..

Hei Jo.. dia dulu Cesar.. dan kau adalah laki-laki kedua yang akan merasakan kehangatan vagina yang belum pernah tersentuh oleh bayi itu Jo..!

Dengan pikiran itu saja cukup membuat penisku ereksi lebih keras dari yang pernah aku alami sepanjang hidupku.

Aku memposisikan pinggulku di atasnya.

Ah.. Jen.. my beloved Jen.. Benarkah ini sedang terjadi..?

Mataku menatap matanya.. ketika penisku perlahan tenggelam ke dalam vagina sempitnya.

Oh.. demi para dokter yang menemukan bedah cesar.. maafkan aku istriku.. tapi vaginamu nggak mungkin akan bisa lebih nikmat dari ini.. bisikku tanpa suara.

Slebbh..!

Dan seperti lilitan sutra licin yang hangat dan berdenyut.. aku merasakan detik-demi detik ketika Vagina Jen menelan habis penisku.

"Massss.." Bisik Jen.

Dia sedikit mengerang ketika merasakan rahimnya diketuk pelan oleh kepala penisku.

"Ya.. Jen..?" Kataku.

"Udah jam 4.." Kata Jen sambil terpejam.

Hempasan pelanku membuatnya tak mampu membuka mata.

O'o.. sebentar lagi istriku pulang.. mungkin bahkan sudah setengah perjalanan ke mari.

"Akan aku ganti keegoisanku hari ini Jen.. tapi waktu sedang tidak memihak kita.." Bisikku perlahan.

Clebbh.. clebbh.. clebbh.. clebbh.. clebbh..

Segera kugempur liang nikmat vagina dengan kecepatan tinggi.. memacu pinggulku seolah tak ada lagi hari esok..

Menikmati vagina yang bukan istriku.. yang begitu nikmat..

Yang membuatku nyaris pingsan oleh rasanya yang sungguh-sungguh dahsyat..

Yang sungguh-sungguh menakjubkan..

Yang sungguh-sungguh tak terkira.. ketika pada hempasan yang paling cuma ke 50 atau 60.. telah meledakkanku ke ujung galaksi bimasakti yang terjauh.

"Ya ampun Jen.. memekmu enaaakkk bangeeet.. akhhhhk.. aku nggak kuaaaaatttthh.."

Crett.. crett.. crett.. crett..

Kubanjiri rahimnya dengan semprotan spermaku.

Jen yang sedang mengawang-awang meloncat.. melepaskan diri dan terpekik kaget sambil menahan suaranya.

"Aku gak KB mas..!"

Plop..! Dia mendorong pinggulku dari selangkangannya.

Tapi terlambat.. gelombang besar pertama sudah terlanjur masuk..

Sedangkan sisanya berceceran di karpet akibat gerakannya.

Ahh.. kau mengganggu orgasmeku Jen.

Aku menatap batang penisku yang masih berkedut-kedut.. mengeluarkan isinya..

Tak percaya kalo seks bisa demikian memukaunya..

Sementara Jen.. bergegas memunguti pakaiannya dan berlari ke kamar mandi.

"Aku bisa hamil tau..!" Ucapnya marah.

Aku.. masih terhanyut oleh kenikmatan itu dan cuma bisa mendesah. Luar biasa.. luar biasa..

Dan kemudian..

"Ah Jen.. lihat karpetnya.. aku ngomong apa sama Nina nanti dong..?"

Dan begitulah. Affairku dengan Jen dimulai.

Sungguh.. aku adalah lelaki 32 tahun yang taat dan setia.

Tapi kalo ini tentang Jen.. aku harus bilang bahwa Jen.. my beloved Jen.. KAMU SUNGGUH NIKMAT..

"Mas.. kenapa yah kok kita bisa berakhir seperti ini..?"

Jen menatapku yang tengah menekan pelan penisku ke vaginanya.

"Ufffh.." Jen mengerang pelan.

Sumpah.. vagina kekasihku ini sungguh luar biasa.

Hangat.. basah.. tapi ngegrip banget mencengkeram penisku.

Aku menatapnya.. membiarkan penisku tenggelam sempurna ke dalam rahimnya.. sebelum aku mengecup bibirnya.

"Gak tahulah Jen.. mungkin karena sensasinya..? Yang jelas ini jauh lebih sehat kan..?"

Kataku sambi mengayun pelan.

Uffgh.. sulit untuk tidak mendesah di saat-saat seperti ini.

"SShhh.. Aku gak harus penasaran dengan tubuh kamu.. dan kamu gak bingung mencari pelampiasan.."

Jen mengalungkan tangannya ke leherku.

"Tapi kamu membuat aku lama-lama ketagihan masss.."

Bisik Jen.. sambil memejamkan matanya menikmati hempasan-hempasanku yang pelan dan lembut.

Slepph... clebbh.. clebhh.. clebbh.. clebhh..

"Ah mas Jo.. kkkontolmuu enaaaak bangeeeet.."

Desah Jen di telingaku.. mengangkat sedikit perutnya dalam proses itu.. sehingga vaginanya mengencang dan menjepit penisku dengan erat.

"Hhh.. mmemekkmuuu juga dahsyattt sayyyy.. ampuuuuun.. jepitannya.. ugghhhhhh.."

Aku merem melek.. mencoba merasakan setiap sentimeter dari selaput yang membungkus penisku

ini dengan gemas.

Kalo aku turuti keinginanku.. inginnya aku memompa secepat-cepatnya.. dan segera menggapai orgasmeku.

Tapi.. ah.. sungguhlah sayang kalo kenikmatan ini harus berakhir secepat itu..

Lagipula.. butuh setidaknya sentuhan intens di kedua payudara indahnya.. dan beberapa menit gosokan di klitorisnya sebelum Jen bisa menuju orgasme.

Dan sebelum itu setidaknya aku harus memompa sedikitnya 100 kali dengan rpm yang tinggi.

Aku nggak mau egois..

Aku bisa mencapai puncak dengan cepat.. sementara makhluk cantik ini harus memanas dengan sempurna baru bisa meledak..

Alasan Jen menyerahkan tubuhnya padaku adalah.. dia ingin meraih sesuatu yang hilang saat suaminya di penjara.

Dan aku harus memberinya lebih.. kalo ingin Jen terus menginginkanku.

"Massssshhhh.." Jen meratap.

Seperti memohonku untuk berbuat sesuatu.. dengan membengkaknya syaraf-syaraf di seluruh permukaan vaginanya.

Yang kutahu seperti racun yang menjalar cepat ke seluruh tubuhnya.

"Ya Jen sayang..?" Bisikku terengah di telinganya.

"Cepettinnnh dongngnghh.. Jen dah pengen muncakkkk.."

Bisiknya menghiba. Mengejan seolah sedang mencari-cari daya untuk menggapai orgasme-nya.

Aku cuma tersenyum menyeringai.

Kalo aku segera menuruti permintaannya.. aku yakin aku akan meledak lebih dulu.. dan Jen akan kehilangan momennya.

Aku menenangkannya dengan sebuah ciuman hangat.

"Sabar sayang.. aku masih enak begini.." Kataku.

Masih dengan ritme pelan.. menikmati kegelisahan Jen yang sudah mencapai ubun-ubun.

Aku menunggu hingga penisku sedikit terbiasa dengan rasa dahsyat yang melingkupinya.. dan bisa menaikkan RPM tanpa harus beresiko menghancurkan semuanya.

Aku memeluknya erat.

Bahkan degub jantungnya saja bisa membuatku orgasme.. Bisikku.

Memuji setengah memuja pada bidadari yang kini tengah terengah-engah di bawahku.

"Kammmuu.. ennaaaakkk Jennn.." Bisikku gemas.

Jen cuma mendesis seperti kepedasan sambil merem melek.

"Gedean mana kontolku sama Cahyo Jennnn..?"

Tanyaku.. sambil mengangkat tinggi kakinya.. hingga pantatnya ikut naik.. dan aku menyentuh sebuah gumpalan kecil di dalam dinding vaginanya.

Jen's G-spot. junggle rummy

"Haduuuuuwhhh.. masssh.. ampuuuuunnnnn.."

Jen blingsatan seperti habis menelan cabe rawit setengah kilo.. menggeliat.. mencoba melepas sekaligus menarik penisku untuk menekan lebih dalam.

"Awh.. massshhhh.. gedean punyamuuuuhhhhh.. enakkan punyammmuuuuuhhh.. aaaaah.. mas..akkkkuuu.. pipppiiisssshhhhh.. aaaakkhhhhhh.."

Jen melonjak-lonjak.. ketika vaginanya tak terkendali memancarkan cairan yang begitu banyak.. menyiram penisku..

menyiram pinggulku dan menetes di sprei kamarku yang biasanya..

Menjadi saksi penaklukanku akan istriku.

Ini adalah kali pertama aku menggumuli Jen di kamarku sendiri.

Aku berhenti bergoyang.

Jen sudah ekstase .. setara ejakulasi bagi kaum pria.

Aku yakin.. dengan beberapa tekanan lagi dia bisa ejakulasi lagi.

Tapi aku tidak mengejar itu..

Aku mengejar dan mencocokkan waktu orgasme-nya dengan orgasmeku.

Ya.. buat pria.. orgasme dan ejakulasi hampir selalu terjadi bersama-sama.

Tapi buat wanita.. orgasme dan ejakulasi adalah dua hal yang berbeda.

Setelah aku merasa kalo aku kuat bertahan di RPM tinggi.. aku mulai mempercepat goyanganku.

Dan mulai berhitung.

"Oh Jen.. memekmu enaaakkkk bangeeeet.."

Ucapku sambil meremas-remas putingnya dan masuk dengan keras dan cepat ke dalam vaginanya.

"Ayo muncak bareng Jennnnnn..!" Teriakku.

Jen sudah histeris.. dia meraihku.. mencakarku.. mengerang setengah berteriak dan mengangkat-angkat pantatnya.. menyambut tusukan-tusukan terdalamku sambil mengibas-ngibaskan kepalanya gemas.

"Aawhhhhhh.. masssss.. ayyooo oohh.. lebbbbihhh cepaaatttt masssshhhh.. aaahhkkkkk..!"

Tubuhnya bergerak tak terkendali ketika perasaan itu mulai merangkaki tubuhnya.

Aku sendiri merasakan kalo puncakku sendiri semakin dekat.

Aku menjilat.. membasahi ibu jari tangan kananku.. dan dengan cepat menekan dan menggosok-gosok klitoris Jen.. sambil mengayuh semakin cepat dan kuat menuju rahimnya yang menganga dahaga menanti spermaku.

"Aaaaarghhhhhh.. Jennnnnnn.. mmmmhhhhhhhh.."

"Mmmaaaasssssshhhh.. Jennnnn.. mmmmuncakkkkk kkk.. aaaahhhhh.."

Tidak ada yang dapat melukiskan kenikmatannya orgasme bareng.

Jen mengejat-ngejat seperti sekarat.. sedangkan vaginanya berkedut-kedut hebat.. memeras dan memilin-milin penisku..

Sementara penisku bergetar.. dan mulai bersiap-siap menyemprotkan benihku dalam jepitan hebat yang membuatku setengah menangis.. menunggu tekanan di dalam penisku cukup kuat mengimbangi jepitan vagina Jen.. hingga bisa memuncratkan isinya.

Aku melayang hampir mencapai galaksi andromeda ketika akhirnya saat itu tiba.

Tak ada lagi ketakutan akan kehamilan.

Aku dan Jen sudah tidak peduli.

Seks terlalu indah untuk dibatasi oleh kondom.. atau oleh alat-alat KB lainnya.

Seeks terlalu murni untuk dicampuri benda-benda yang tidak ilahi..

"Jennn.."

Aku menjatuhkan tubuhku menindih Jen.. dan segera membanjirinya dengan ciuman-ciuman buas yang membuatnya megap-megap kehabisan nafas.

Sungguh.. aku tidak akan pernah bosan menyetubuhimu Jen..

Beberapa menit kemudian..

"Mass.."

"Iya Jen?" Bisikku yang hampir terlelap di atasnya.

"Jen gak bisa napas mas.."

"Oh.."

Aku bangkit dan menggulingkan tubuhku di sampingnya.

"Maaf sayangku.." kataku lemas.

Jen cuma mendehem pelan.. mengatur nafasnya dan segera terlelap.

Aku bisa mendengar dengkur halusnya yang nyenyak tertidur.

Nina.. maafkan suamimu yang bodoh ini ya.. bisikku tanpa suara.

Aku menatap foto pernikahanku di tembok kamar dengan perasaan bersalah.. sebelum menyusul Jen ke negeri mimpi.

***

"Bisa hamil kamu ya Jen..? Padahal Cahyo sedang di penjara.."

Komentar Nina.. saat Jen memproklamasikan janin di perutnya.

"Gimana gak hamil kalo seminggu duakali dia nengokin Cahyo di Lapas mah.." Kataku sambil tersenyum.

Jen pura-pura tersipu.

Memang benar.. sejak seks perdana Jen denganku.. dia langsung memburu suaminya di Penjara.

Jika dia harus hamil.. setidaknya suaminya harus merasa bahwa itu adalah hasil dari perbuatannya.

"Kadang 3 kali Nin.. kalo mas Cahyo lagi horni banget.." Bisik Jen.

Nina memutar bola matanya tak percaya.

Aku tersenyum mendengar kata-kata Jen.

Dan cuma bisa berharap saat bayi itu lahir.. mukanya nggak terlalu mirip dengan Ryo.CROWNVN




Monday, February 1, 2021

FIKA YANG HAUS AKAN SEX

 

CROWN GAMES
CROWN GAMES


840a - Dari beberapa teman aku yang sering memanfaatkan kebiasaan aku ada satu yang senantiasa selalu menghubungi aku diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Fika, wanita karier, berumur kurang lebih 28 tahunan, pernah menikah kemudian cerai dan belum dikaruniai anak.

Soal materi Fika tidaklah kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya sudah lebih dari cukup. Awal mula pertemuan aku dengannya melalui teman wanita aku yang pernah aku terapi seks dan memberitahu kepada Fika bahwa aku bisa membantu membuat wanita merasa hidup kembali jauh dari stress dan kejenuhan hidup keluarga.

Suatu sore aku mendapat SMS dari Fika yang mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan aku di salah satu kedai minuman di Mall, karena aku tak ada acara aku segera berangkat dan menunggu beberapa menit sambih menikmati jus buah kesukaan aku.

Tak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari sesuatu, aku berpikir sejenak dan dengan berani aku beri kode, ternyata benar ia adalah Fika, wanita yang sedang aku tunggu. Dengan santai kami berbicara panjang lebar dan aku banyak mendengarkan beberapa keluhan yang belakangan ini dirasakannya.

Setelah hidangan yang tersedia habis aku berinisiatif untuk mengajak Fika ketempat yang lebih privasi agar aku dapat berkonsentrasi terhadap apa yang menjadi ganjalan-ganjalan dari hidupnya.

Di suatu tempat dibilangan pinggiran Jakarta kami menyewa sebuah kamar mungil yang sangat bersih dan alami. Terapi seks pun aku lakukan dengan tidak melakukan pelecehan-pelecehan, aku berusaha untuk selalu professional dalam melakukan kerjaan sampingan aku ini.

Kurang lebih satu jam terapi seks aku lakukan kemudian kami beristirahat, tanpa sengaja Fika menghidupkan TV yang berada di kamar tersebut, setelah menganti beberapa chanel ada satu chanel yang menggambarkan adegan-adegan seks (Film Blue) atau filem bokep. rummy

Fika tertegun sejenak tapi dengan terus menatap dan dengan sedikit bernafsu, hal itu aku bisa rasakan dari gerakkan tubuh dan matanya. Sebagai laki-laki normal aku tidak munafik aku genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya akan tetapi Fika memandang mata aku dengan penuh arti dan birahi, bibir kami bertemu saling mengisap,

Tangan aku mulai bergerilya mencari sasaran, buah dadanya yang masih sekel aku remas dengan penuh perasaan dan dengan sedikit keberanian aku susupkan melalui belahan baju dan BH, aku pilin-pilin putingnya sehingga Fika mendesis, dengan tenang aku buka satu persatu kemeja kerjanya yang tinggal hanya Cdnya yang berwarna pink.

Aku terus memilin-milin putingnya sambil sesekali aku rengkuh buah dadanya, sementara bibir aku terus saling berciuman dengan hotnya. Lidah aku mulai menciumi lehernya yang jenjang, terus turun ke buah dadanya bolak balik aku isap pentilnya satu persatu Fika semangkin mendesis..

“Teruss gigit Mass…”

Tangan aku mencari sasaran yang lain yaitu kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang tertata rapi kriting, tanpa dikomando Cdnya aku lepaskan dengan mengaitkan jempol kaki yang kemudian diperosotkan kebawah. Fika semakin mendesis,

“Mass puaskan Fika Mass… Fika sudah lama tidak merasakan kenikmatan seperti ini Mas.. Terus Mas masukan jarinya Mas..”

Jari aku menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menimbulkan cairan bening yang hangat. aku cari letak G-spotnya aku mainkan jari aku dengan mencubit-cubit kecil, tak lama kemudian Fika menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher aku, sakit aku dibuatnya. Jari dan bibir aku terus menari-nari seolah-olah tidak kenal lelah.

Beberapat saat kemudian Fika membuka semua pakaian dan celana sehingga aku telanjang bulat, dilemparkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari sasaran kebawah, setelah Fika melihat kemaluan aku.

“Waww.. Kok besar sekali” 

Beberapa saat Fika terbengong-bengong dengan lembut aku dorong kepalanya sehingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang diinginkannya, dijilatnya batang kemaluan aku dari ujung atas sampai kebuah pelir lalu diisapnya ujung batang sambil dikemot-kemot seperti makan es lilin dan tangannya mempermainkan biji pelr aku. Perasaan aku melayang-layang nikmat dan hampir lepas kontrol.

Aku dorong kepalanya ke belakang, gantian aku menjilati kemaluannya, aku putari bongkahan luar sambil menggigit kecil lalu aku isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karena darahnya sudah turun ke bawah yang menandakan nafsu birahinya sudah memuncak, aku mainkan ujung lidah didalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Fika menggeleng-geleng sambil mendesis dan teriak kecil..

“Mas ayo Mas aku tak tahann.. Ayo Mas masukin Mas”

Melihat keadaan seperti itu lidah aku turun kebawah sampai ke duburnya aku jilati dengan penuh perasaan, mungkin aku juga sedang birahi sehingga tidak ada rasa jijik atau mencium bau yang tak sedap yang pasti uueennakk tenan.

Fika mengalami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala aku dengan pahanya yang mulus dan terawat sambil tangannya menjambak rambut aku sambil bibirnya bersuara.

“Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my..” Merancaulah dia dengan edannya.

Selang beberapa menit baru aku arahkan kemaluan aku keliang surganya dengan posisi kedua kakinya diletakkan dipundak aku sehingga bibir kemaluannya nongol dan menyempit sedikit-demi sedikit aku gerakkan betang kemaluan aku maju mundur sambil tangan aku meremas kedua belah buah dadanya yang semakin kencang.

Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasanya punyaku ini”

aku tetap melakukan kegiatan maju-mundur dan Fika berteriak-teriak kecil sambil tangannya menarik-narik ujung sprei. Kemudian aku balik tubuhnya yang indah agar tengkurap, aku angkat sedikit pantatnya agar nungging, karena bibir kemaluannya nongol aku jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,

Barulah aku tembak dengan meriam si jagur yang menjadi idaman-idaman para wanita yang telah merasakan kenikmatan dengan aku karena kemaluan aku mempunyai ciri khas kepalanya besar kemudian ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menimbulkan sensasi bila digesekkan didalam kemaluan wanita, itupun berdasarkan pengakuan mereka.

Aku gerakkan maju mundur sambil sesekali aku tepok pantatnya saking nikmatnya. Napsu aku semakin bergelora terasa kedutan diujung batang kemaluan yang menandakan akan menumpahkan lahar yang panas.

“Ohh.. aku mau keluaarr”

Tanpa jawaban Fika semakin menggoyangkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar oohh.

Crot.. Crot.. Crot.. Crot..

Menyemprotlah lahar kenikmatan, dunia ini seolah-olah melayang-layang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sambil kugigit punggungnya sehingga menimbulkan warna merah yang nyata. Beberapa saat kami ambruk ke samping sambil tetap memeluk erat Fika dari belakang. Tertidur sejenak.

Aku terbangun setelah terdengar suara gaduh yang ditimbulkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin kucing tersebut juga birahi kali. Kami membersihkan diri masing-masing, belum sempat aku memakai baju dan celana aku ditubruk kembali oleh Fika,

Batangku di oralnya dengan posisi jongkok dan aku berdiri, aku berpikir biarkan Fika mencari kepuasan sendiri agar menemukan jati dirinnya dan lepas dari segala beban dipikirannya, tangannya menari-nari di lubang anus dan seputar biji kemaluan ku yang mengakibatkan mata aku merem meleh tak tertahankan..

“Oohh, terus sayang terus sayang buat aku melayang jauh ke dunia lain, dunia yang penuh misteri kenikmatan, oohh” junggle rummy

Semakin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sambil meremas-remas menahan kenikmatan yang sangat, dikulumnya kedua biji aku smbil matanya menyorot sendu ke wajah aku, ooh bidadariku terasa ingin terbang.

Posisi aku duduk karena tak tahan berdiri sambil menimati kenikmatan sampai dengkul ini terasa lemas tak bertulang. Beberapa menit kemudian aku tak tahan dan kedutan diujung kemaluan aku mulai terasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan aku muntahkan lahar panas aku di dalam rongga mulutnya yang seksi, sampai semburan terakhir, ditelannya habis dan bersih, dan Fika berkata.

“Enak Mas, spermamu gurih biar aku awet muda.. Ohh my baby”

Memang sperma bisa menjadikan wanita awet muda dan dapat menghilangkan bercak-bercak pada kulit muka bila dilumuri bagian yang berbecak. Sperma tidak menjadi racun karena sperma adalah sama seperti telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, tapi untuk menikmatinya perlu birahi yang sedang naik agar tidak merasa jijik dan geli.

Dari pertemuan itu aku beberapa kali melakukan terapi seks, tapi sekarang Fika dipindahkan diseberang pulau sehingga kecil kemungkinan untuk bertemu. Yang pasti kunci dari kenikmatan bersetubuh adalah keiklasan satu sama lain jangan ada dusta diantara kita bila ingin ngesek yang indah.

Dari beberapa pertemuan yang telah aku lakukan selain Fika memang mempunyai ciri khas tersendiri, semua memang hampir sama tapi kenikmatan berbeda, aku lebih suka ngentot dengan wanita setengah baya, karena rata-rata mereka tidak tabu dan juga munafik,

Bila hasratnya ingin melakukan yah melakukan tanpa berpura-pura dan yang paling aku suka adalah kedewasaan jadi dapat menyimpan rahasia walaupun itu sulit dilakukan dan yang paling berkesan wanita setengah baya sudah tahu apa yang harus dia perbuat bila pasangannya sudah mulai naik, dan tak segan-segan melakukan oral bila perlu tanpa dipaksa ataupun disuruh.

Sampai saat ini kadang aku merasakan betapa nikmatnya terapi seks dengan wanita yang mengisi rongga dunia lelaki, dan yang pasti semua yang diucapkan wanita yang berkencan dengan aku berkomentar.. Waw besar bangett sih punyamu seperti terong bule. CROWN VN



Sunday, January 31, 2021

SELIMUT MALAMKU

 

CROWN GAMES
CROWN GAMES

840a - Awal berdirinya perusahaanku aku termasuk karyawan pertamanya. Pada waktu itu aku seorang karyawan sebuah pabrik pembuatan saos di kota Pekalongan, posisiku adalah sebagai supervisor bagian marketing sesuai dengan ijasahku di bidang ekonomi-akuntansi, kini pengalaman ini aku tulis aku menduduki salah satu jabatan direktur di perusahaanku. Sebagai seorang supervisor tentunya aku mempunyai beberapa staff yang sebagian besar perempuan. Dalam merekrut karyawan tentu aku yang banyak menentukan kriteria seorang calon karyawan.

Yang pertama adalah menarik, diutamakan bila cantik. Pendidikan terendah SMA, tinggi badan terendah 155 cm dan tentunya tidak terikat oleh perusahaan manapun. Mau bekerja full time bila perusahaan membutuhkan dan bersedia bertugas ke kota lain bila order berlimpah.

Kriteria itu aku kirimkan ke sebuah surat kabar terkenal dan hasilnya banyak sekali pelamar yang berminat bahkan melebihi dari kriteria yang aku butuhkan, mereka sarjana semua seperti aku. Di awal berdirinya perusahaan hanya membutuhkan sepuluh karyawan, satu diantaranya seorang laki-laki. Karyawan laki-laki aku kirim ke luar kota untuk merintis bagi masuknya order baru. Ternyata pilihanku tidak salah, karyawanku itu ternyata pandai menarik order sehingga perusahaan kebanjiran order.

Satu dari sembilan staffku bernama Shariffa dipanggil dengan Iffa. Selain cantik, kulitnyapun mulus dengan sorot mata yang menawan sehingga membuat jantungku berdegub-degub bila dekat dengannya. Dia sudah bersuami, suaminya kini tergolek lemah dirumah akibat kecelakaan yang dialaminya sehingga membuatnya lumpuh. Santunan yang diberikan dari perusahaan suaminya berkerja habis untuk berobat suaminya. Kejadian itu sudah hampir setahun yang lalu, lambat laun kondisi keuangan mereka menipis itulah yang membuatnya harus mencari kerja untuk menghidupi keluarganya, merawat suaminya diserahkan kepada ibu mertuanya. Untung mereka belum dikaruniai anak, sehingga Iffa leluasa untuk mencari kerja, meninggalkan sang suami tercinta dalam perawatan ibundanya.

Pengalaman hidupnya diceritakan kepadaku ketika kami berhenti untuk makan di rumah makan dalam perjalanan menuju ke Jogja. Hanya kami berdua, sopir yang kami pakai minta ijin karena keponakannya akan disunat. Di Jogja kami langsung menemui beberapa klien kami untuk melakukan transaksi, kalau dihitung ada puluhan toko yang berhasil kami tambah ordernya hal yang sangat luarbiasa bagi karierku.

Kami menginap disebuah losmen di sekitar daerah Maerokoco di jalan Jogja-Magelang. Mobil kijang yang kami pakai aku belokkan masuk ke halaman parkir losmen, untuk itu perusahaan mempercayakan aku membawa salah satu dari beberapa mobil nya.

"Mas satu kamar saja," kata Iffah kepadaku ketika kami hendak keluar dari mobil.

"Kenapa?" Seraya aku melirik kearahnya, tampak dia tersenyum sambil menyibak rambutnya yang tergerai.

"Biar ngirit, uang kamarnya bisa aku belikan obat untuk suamiku."

"Oke, baiklah kalau begitu istri yang baik."

"Ah, jangan begitu dong," sambil mencubit pahaku.

"Eit, jangan ketengah-tengah lho," aku menggoda.

"Ih mas nakal ah." rummy

Gurauanku yang hanya sesaat ternyata ditanggapi lain oleh Iffah, tanpa sepengetahuanku rona wajahnya berubah memerah. Wajar, hampir setahun tubuh mulus itu sudah tidak terjamah oleh suaminya. Lalu kami keluar dari mobil menuju ke resepsionis dan mendapat kamar dengan satu ranjang. Seorang belboy atau pelayan mengantar kami dan membukakan pintu.

"Masih ada yang bisa saya bantu pak?"

"Tidak," seraya aku mengulurkan satu lembar uang sepuluh ribu, "terimakasih mas" kataku.

"Saya juga terimakasih pak," kata pelayan itu seraya menerima uang yang aku sodorkan.

"Aku mandi dulu ya?"

"He-eh," gumamku sambil mengeluarkan beberapa pakaian untuk diletakkan kedalam lemari.

Rencananya kami di Jogja selama dua hari. Ketika aku menoleh kearah kamar mandi, ternyata pintunya tidak ditutup selang beberapa saat kemudian terdengar dia memanggilku,

"Mas"

Berlahan aku beranjak kearah suara dari dalam kamar mandi, 'DEG..!' jantungku serasa mau meloncat ketika aku sampai di pintu tampak Iffah hannya mengenakan beha dan celana dalam berwarna merah saja. Mataku melotot memandang lekat-lekat kepayudaranya yang masih tertutup beha ukuran 34, menggantung indah. Sementara pelan mataku menyapu kebagian bawah tampak selangkangannya menonjol berbalut celana dalamnya. Dibaliknya tersebunyi rambut-rambut tebal dan dengan malu-malu Iffah menggeser salah satu kakinya sehingga tampak belahan tempeknya samar-samar.

"Mandi bareng mas"

"Y-Ya," kataku gugup.

"Koq diem saja, lepas dong."

Seperti kerbau dungu, aku melepas pakaian yang aku pakai.

"Ah-h!"

Iffah terpekik ketika aku melepas celana dalamku, tampak kontolku tegak menjulang. Suatu anugerah yang tidak aku bayangkan, aku memiliki kontol berukuran long size. Mendekati angka 19.5 cm dari pangkal atasnya ditambah bundar bagian bulat kepala kontolku yang aduhai. Rambut didadaku yang merambat turun menghiasai seputar pangkal kontolku. Kepalanya yang bundar besar tidak dapat menutupi bahwa memang aku memiliki kontol seukuran pisang ambon besar, sungguh duakali ukuran standar yang tinggi badanku 170 cm dan berat 62.5 kg.

"Ahhh..!" Iffah bergumam lirih didalam kamar mandi berukuran 2x2 meter ketika aku masuk mendekat.

"Segede ini mas punyamu," mukanya memerah menahan nafsu birahi, napasnya mulai memburu memperlihatkan sepasang payudaranya yang berukuran 34B bergetar-getar. Terasa kelembutan telapak tangannya ketika dia menggenggam batang kontolku, "tidak sebanding dengan suamiku, hhmm.." kedua tangannya meremas lembut hingga bagian kepala kontolku.

"Bagaimana?"

Sambil aku mengusap rambutnya, sementara pandangan Iffah tidak lepas dari kontolku yang dirmasnya dengan lembut.

"Gedhee sekalee gito loh!"

Aku mengangkat wajahnya, dia menatap tajam kearahku. Api birahi terlihat dari sorot matanya yang nanar tajam menusuk kedalam kornea mataku. Aku tidak perduli, aroma parfum dan dan bau keringat sudah bercampur jadi satu. Untung saja mobil yang kami pakai ber-AC dan berparfum sehingga kami tidak bermandi keringat ketika kami putar-putar Jogja untuk menemui klien kami.

Sekian lama semenjak suaminya menderita lumpuh, Iffah menghabiskan hari-harinya untuk mengurus suaminya. Kelumpuhan yang menimpanya membuat suaminya tidak mempu menjalankan tugasnya sebagai seorang suami dan laki-laki. Kini, kerinduan akan sentuhan seorang laki-laki menohok jantungnya. Iffah kuatir dan takut keluguan dan kealimanku dimatanya akan menolak ajakannya. Wow justru sebaliknya, dengan semangat juang tinggi dan birahi yang meledak-ledak aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Hhmm.. ssstttt.." aku menjatuhkan bibirku dan mendapat sambutan hangat dari Iffah. Sebentar dia melepaskan genggaman kontolku dan melingkarkan naik kedaua tangannya kearah leherku. Kedua tanganku merayap diseputar punggungnya sementara bibir kami saling berpagutan, lidah kami saling meliuk-liuk. Sementara kontolku yang besar menekan lembut selangkangannya.

"Hm-mmh...!!!"

Iffah melenguh, napasnya terasa hangat menerpa ujung hidungku ketika aku menekan pinggulku ke selangkangannya sehingga batang kontolku menekan permukaan tempeknya. Pandangannya gelap, besar, sangat besar kontol ini pikirnya penuh birahi. Kontolku meliuk-liuk dalam jepitan pinggulku dan selangkangannya membuat keluar cairan bening dari kepala kontolku.

Kami terus berpagutan, lidah kami meliuk-liuk penuh nafsu, sementara air liurku dan air liurnya sudah bersatu membasahi kedua mulut kami. Tak ketinggalan kontolku melesat kesana-kemari di permukaan celana dalamnya. Aku berusaha melepas tali beha yang dipakainya, tersibak sepasang payudaranya dan aku meremasnya dengan lembut. Ciumanku merayap turun kepermukaan puting susunya yang aku jepit menggunakan sepasang bibirku.

"Sssttt..tt..mmaa... sss.." dia mencengkeram kedua pundakku.

Sementara bibir dan hidungku asyik di sepasang payudaranya, telapak tangannku berlahan menarik turun celana dalamnya. Iffa hanya bersandar pada bak air kamar mandi dengan muka dan mulutnya mendesah.

"Terruss.. sss... masss..!!"

Ciumanku merayap turun, cairan keluar dan meyayap turun dari liang vaginanya ketika lidahku mulai bermain di klentitnya.

"Ah..hh..nikk..kk..mm..aat..!!!"

Iffah terdongak seraya sedikit membungkuk manakala klentitnya dengan menggunakan bibirku aku tarik dengan lembut keluar lalu ujung lidahku menjilat sambil memutar-mutarnya.

"Pppp.. fff... fff....!!!"

Crot..crot..crot...!! Iffah terkulai sambil memelukku dia sudah orgasme. Tangannya menuntunku keatas ranjang, menyuruhku duduk ditepian dengan dia berlutut dan tangannya menggenggam kontolku sesaat lidahnya mulai berputar-putar di kepala kontolku yang telah mengeluarkan cairan. Berlahan genggamannya bergerak naik turun mengocok-ngocok kontolku yang berkilat-kilat akibat cairan birahinya.

"Ahh-h"

Melihat aku terengah-engah Iffah menghentikan kocokannya, kontolku sampai memerah dan berdenyut-denyut.

"Dimasukkan mas," Iffah bergegas naik keranjang dan terlentang, membuka kedua kakinya lebar-lebar sehingga tempeknya membuka bagaikan buah durian yang disibak.

"Ahh-h," dengan bimbingannya kontolku mengarah kedinding vaginanya. Kepala kontolku menyeruak masuk menembus hingga pangkal vaginanya. Hangat, licin dan berdenyut-denyut mencengkeram batang dan menjebak dalam-dalam kepala kontolku. Dengan memeluknya erat aku mempermainkan pinggulku naik turun.

"Sssttt.. ttt... nnni.. kk..mmaatt... sssstt.." Iffah turut memutar-mutar pinggulnya, sementara kontolku yang berukuran jumbo tercengkeram erat oleh vaginanya yang biasanya dimasuki oleh kontol suaminya yang berukuran standar.

Iffah menekan kuat pinggulku dengan kedua tangannya tapi karena panjangnya 19.5 cm maka 3/4 saja yang masuk, itupun Iffah sudah sangat-sangat merem-melek. Luar biasa kontol yang aku miliki, kesombongan melintas dalam benakku. Tapi yang namanya pengalaman merupakan modal yang utama selain besarnya kontolku.

Tidak sampai lima belas kali sodokan tiba-tiba crot-crot-crot aku menembakkan spermaku, melihat itu Iffah tidak tinggal diam. Kedua kakinya menelikung dipinggulku, mendekap sangat erat dan crot-crot-crot diapun orgasme untuk yang kedua kalinya.

"Ennaaakk..gila!"

"Mau telpon siapa?" Kataku disuatu pagi ketika kami merencanakan untuk kembali ke Pekalongan.

"Telpon rumah," katanya dengan manja sembari tiduran di ranjang losmen. Mataku memandang payudaranya dalam balutan kaos berwarna biru ketat. Dibagian pusarnya terlihat dan resletting celana jeans-nya tidak dikancingkan sehingga celana dalamnya yang berwarna biru terlihat sangat kontras dengan warna kulit tubuhnya yang putih mulus.

"Kangen?" Selidikku dengan nadah cemburu, aneh padahal toh dia akan menelepon suaminya. Suaminya yang sah dan aku cemburu justru akulah yang aneh, tapi itu tidak aku sadari. Aku menelan ludah manakala tanpa sengaja Iffah menggeser badanya sehingga resletting celananya semakin melorot sampai kedasar, hanya tinggal menunggu ditarik turun maka terbukalah semuanya.

"Mau bilang kalau aku pulang tiga hari lagi," dia melirik manja kearahku dan mungkin dengan sengaja sedikit menurunkan belahan celananya dan telapak tangan kirinya merayap kepermukaan celana dalamnya yang berwarna biru, lalu terdengar dia berbicara dengan seseorang di telepon genggamnya. Aku hanya melongo, pintu lemari yang hendak aku buka aku tutup kembali.

"Pa, masih ada orderan yang harus aku selesaikan nih. Aku balik tiga atau empat hari lagi, gimana kabarnya?"

Iffah diam sedang mendengar suara balasan dari HP-nya.

"Aku hati-hati deh pa, da." Lalu dia memandang kearahku, aku hanya melongo didepan lemari.

"Tiga hari lagi kita pulang, oke?"

Iffah melepas kaos yang dipakainya beserta behanya, membuat payudaranya yang bulat kenyal terbuka, sementara celana jeansnya sudah hampir 1/3 melorot kebawah.

"Ayo, kita mulai lagi"

Aku merayap di dadanya dengan tidak mengenakan pakaian selembar pun, kami berdua kembali berbugil ria di pagi itu.

"Uggh..hh..!"

"Auww..!"

"Massuu.. kk.." Seraya aku menyodokkan pinggulku.

"Ssstt.. ttt.. nnii..kkk..mm..m..aaat.." junggle rummy

Sodokan dari pinggulku ke liang vaginanya alhasil membuatnya kelojotan, cairan yang keluar dari vaginanya sebagai pelicin karena sekali lagi hanya 3/4 kontolku yang tertancap di dalam vaginanya. Bukan erangan kesakitan melainkan erangan kenikmatan yang keluar dan akan berulang-ulang terdengar sampai beberapa hari kedepan. Satu lagi kelebihanku adalah ternyata aku mampu melakukan orgasme sampai tiga kali, ini yang jarang dimiliki oleh laki-laki lain. Kelebihanku inilah yang dimanfaatkan oleh Iffah sehingga membuatnya mana tahaann.

Masih ada Iffah-Iffah lain yang ikut merasakan kontolku, dimana dalam pekerjaanku aku termasuk sukses nyatanya order perusahaan sangat banyak sehingga pegawai marketing pun aku tambah. Tidak jarang selama aku bawa mereka keluar kota mereka aku perlakukan sebagai selimut biologisku tentunya dengan iming-iming bonus yang besar.

Inilah yang membuat mereka tergiur, semua berkat uang. Bagiku itu semua gampang, dengan bonus sangat besar dari perusahaan aku dapat memenuhi kebutuhan staffku yang bersedia dan harus mau menjadi selimut biologisku. Beberapa diantaranya menolak dan mereka menanggung akibatnya yaitu aku keluarkan dengan dalih banyak hal. CROWN VN




Friday, January 29, 2021

CACA SI PERAWAN

 

CROWN GAMES
CROWN GAMES


840a - Perkenalkan namaku Caca, saat ini usiaku 27 tahun, aku bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi. Aku akan menceritakan kejadian yang aku alami sekitar 5 tahun yang lalu waktu aku masih kuliah ke dalam cerita seks terbaru kurelakan perawanku padanya

Waktu itu usiaku baru 22 tahun, dan aku masih kuliah dikota B. Karena aku bukan asli kota B maka aku terpaksa ngekos. Setelah aku mencari informasi dari kawan-kawan yang baru aku kenal dikampus, aku dikasih tau tempat kos-kosan yang katanya bebas dan nyaman. Dan segeralah aku menuju tempat kos-kosan itu. sesampainya disana aku aku melihat sebuah rumah besar, terlihat juga muda-mudi seusiaanku keluar masuk kos-kosan tersebut.

Setelah aku bertanya salah seorang perempuan yang hendak keluar kos, aku diajak masuk dan diantarkan ketemu sama yang punya kos. Sampai didalam kos aku disuruh menunggu sejenak, dan tak berapa lama setelah aku menunggu, akhirnya datanglah seorang lelaki setengah baya sekitar 35 tahunan dengan pakaian yang rapi dan juga wajah yang ganteng. Setelah beberapa lama membicarakan tentang harga kos dan juga ketentuan-ketentuan kos akhirnya terjadi kesepakatan dan hari itu juga aku ngekos disitu.

Singkat cerita, Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang lelaki setengah baya yang sering kukagumi. Memang usiaku waktu itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai lelaki yang jauh di atas usiaku.

Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihatku dari luar sana. Om Hery mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, kawan sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Hery istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

Memang Om Hery sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya. Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

Om Hery telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Om Hery yang melakukannya. rummy

Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Om Hery sedang mandi, kubayangkan badannya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku.

“Masuk..!” kataku.

Tak berapa lama kulihat Om Hery sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi. Senyumnya mengambang

“Bagaimana Caca? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memijit-mijit.

“Caca mau dibuatkan susu panas?” tanyanya.

“Terima kasih Om, Caca sudah sarapan tadi,” balasku.

“Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan gairahku. Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha,

aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

“Caca kakimu mulus sekali ya.”

“Ah.. Om bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, gairahku makin lama makin bangkit.

“Caca, Om jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.

“Jangan Om, nanti Tante marah..”

Mulutku menolak tapi wajah dan badanku bekata lain, dan aku yakin Om Hery sebagai lelaki sudah matang dapat membaca bahasa badanku. Aku menggeCacajang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat kemaluanku yang terbungkus celana dalam. Dan… astaga! ternyata di balik baju mandinya Om Hery tidak mengenakan celana dalam sehingga kemaluannya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekeliling dan kepala yang licin mengkilat.

Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku. Om Hery membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh badannya sudah menindih badanku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku. Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku.

Tanpa canggung lagi kurengkuh badannya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang pentilku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa. Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.

“Caca kau cantik sekali..” dia memujaku.

“Aku ingin menyebadanimu, tapi apakah kamu masih virgin..?” aku mengangguk lemah.

Memang aku masih virgin, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami klimaks tapi sampai waktu ini aku belum pernah melakukan persebadanan. dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu. Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan masturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Om Hery induk semangku, yang sekarang setengah menindih badanku.

Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal kevirginan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyebadaniku, karena dorongan gairahku kurasakan melebihi gairahnya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu, dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru aku lah yang kurasakan meledak-ledak.

“Bagaimana Caca? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.

Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin virginku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.

“Om… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh badannya mengkilat karena keringat, gagang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat kemaluanku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah banjir oleh lendir yang siap melumasi setiap barang yang akan masuk.

Om Hery membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitoris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitorisku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba Om Hery melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kemaluan sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali.

“Om… aduh.. Om… Caca mau keluar….” Kuangkat tinggi-tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berklimaks, tapi pada waktu yang tepat dia melepaskan ciumannya dari kemaluan. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu ke mulutku.

” Gantian ya Caca.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku.

Om Hery sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kemaluannya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya. Gairahku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung kemaluannya yang mengkilat berkali-kali.

“Ahhh… Enak sekali Caca…” dia berdesis. junggle rummy

Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku. Suara desahan Om Hery membuatku tidak tahan menahan gairah. Kusudahi permainan di kemaluannya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas badannya, kemaluannya persis di depan lubang kemaluanku.

“Om, Caca masukin dikit ya Om, Caca pengen sekali.” Dia hanya tersenyum.

“Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukkan ke dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang kemaluanku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh gagang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari kawanku ketika kevirginannya hilang, padahal sudah separuh. Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang.

“Oh.. Caca kau hebat, jepitanmu nikmat sekali.” Kudengar Om Hery mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuatku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu.

Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah. Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga kemaluan Om Hery sudah utuh masuk ke kemaluanku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, payudaraku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Om Hery erat-erat.

Tangan kiri Om Hery mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan anusku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak.

“Ahhh…” Kutekan kemaluanku ke kemaluannya, kedutannya keras sekali, nikmat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam kemaluan terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

“Ooohhh…” Om Hery juga orgasme pada waktu yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih memenuhi kemaluanku.

Kurasakan kemaluanku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kemaluanku masih menyebarkan kenikmatan. Pagi itu kevirginanku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak menyesal. CROWN VN



SKRIPSI BRENDA

  CROWN GAMES JACKPOT GAMES - Brenda sekarang sedang menuju ke Kantin Korea FISIP UI untuk bimbingan skripsinya bersama dosen PS (Pembimbing...